Kita miliki dalam hati, miliki dalam kepala, mata, dan telinga.
Meski yang kita berikan padanya hanyalah satu-satunya hal yang kita punya.
Meski kita tak tau apa balas dari sesuatu yang kita berikan secara ikhlas, hanya tentangnya, dia, dan dirinya.
Meski akhirnya harus berujung jua, maka tak ada penyesalan atas pemberian yang kita relakan menghilang bersama kenangannya.”
Senyuman hangat, air mata yang menguap. Sama
berat akan dua sisi arah mata angin. Masih sayup-sayup suara lirih sunyi yang
kini menyiksaku, datang dan pergi. Kembali lalu pulang dan berlalu lagi saat
malam-malam yang panjang menjelang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar