Follow my tweets on twitter!

Pages

Kamis, 26 Februari 2015

Banjar Banar

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sekali suku, bahasa, dan budaya. Kali ini gue mau bahas kebiasaan dan budaya yang Banjar banar (banget).






1. Se-fasih Apapun Bahasa Indonesia, Logatnya Susah Hilang.

Termasuk gue nih, mungkin keliatannya tulisan gue kejakarta-jakartaan. Tapi percayalah, kalau ngomong Bahasa Indonesia gue sangat belepotan dan rasanya susah banget buat ngontrol biar yang keluar bukan bahasa banjar. Meskipun lingkungan dan teman-teman gue banyak yang dari Jawa yang sering memakai Bahasa Indonesia, tetep aja gak terbiasa. Bahkan waktu membaca slide presentasi yang tinggal baca aja, perlu usaha keras biar "F" gak jadi "P" atau "O" gak jadi "U" agak mirip sama Orang Sunda.

2. "Aku" dan "Sidin" Terhadap Orang Tua

Dalam bahasa Indonesia mungkin "Aku" adalah hal biasa dan sopan-sopan saja, tapi kalo di dalam bahasa Banjar, memakai "Aku" kepada orang yang lebih tua dianggap tidak sopan. Begitu juga untuk kata "Dia" atau "Inya" Dalam bahasa Banjar juga tidak sopan, maka pakailah "Sidin" biar cepat diambil jadi menantu.

3. Mahalabiu

Orang Banjar pada umumnya periang dan suka bercanda (Humoris).
Lalu apa itu Mahalabiu?
Mahalabiu adalah percakapan, pertanyaan, atau pernyataan yang sepertinya memiliki arti dan maksud. Tapi bila diamati lebih jauh dan mendalam, artinya bukan seperti apa yang anda pikirkan. Biasanya setelah menyadari maksud dari sesuatu yang Mehalabiu, orang akan tertawa terpingkal-pingkal.
Contohnya:

Palui: Bus, Ikam tahulah amun bang tu kada bulih nyaring.
(Bus, Loe tau gak? Kalo Adzan itu gak boleh keras-keras?)

Garbus: Kenapa Lui? Maka aturan nyaring jua supaya urang mandangaran?
(Kenapa Lui? Bukannya memang harus keras-keras biar semua orang bisa dengar?)

Palui: Nyata ae kada bulih, adalah dulu urang bang tu "nyaring nyaring nyariiiiiiiiiing!"? Nang ada tu "Allahu akbar Allahu akbar" :p :p
(Yaiyalah gak boleh, emangnya ada orang Adzan "Keraaassss.. Keraaaassss!?" Yang ada itu "Allahu akbar Allahu akbar") :v :v
_________________________________________________________________

Palui: Bus, Bila hari raya haji, paling banyak manyambalih sapi di mana?
(Bus, Ketika hari raya Idul Adha, paling banyak menyembelih sapi di mana?)

Garbus: di Makkah

Palui: Salah,

Garbus: Di Madinah

Palui: Salah,

Garbus: Di nagara-nagara lain

Palui: Salah,

Garbus: Di Indonesia,

Palui: Makin-nya salah

Garbus:Imbah pang di mana? (Terus dimana?)

Palui: Manyambalih sapi tu lah, nyata ai paling banyak di gulu. Hahaha!
(Menyembelih sapi itu, pastinya paling banyak ya dileher (sapi). :p :p

4. Sarapan apa lapar?

Mungkin kebiasaan ini ada disebagian kebiasaan orang Indonesia umumnya juga. Orang Banjar itu kalo sarapan jarang banget Roti atau makanan sekedar mengganjal perut. Kita sarapannya Nasi Kuning (porsi full piring), Lontong sayur, dan biasanya habis makanan berat juga ditambah wadai (Kue) satu sampai dua biji. *Ini sih kebiasaan gue, haghagahg..

5. Jangan Jadi Orang yang "Turun Hayam, Naik Hayam" (Berangkat Ayam, Pulang Ayam)
Artinya jangan jadi orang yang berangkat pagi pulang senja, sampai-sampai gak ada waktu buat bersapa dan berkumpul dengan tetangga dan kerabat. Sesibuk apapun, orang Banjar biasanya menyempatkan diri buat "Mawarung" yaitu duduk-duduk di warung buat ngumpul sambil ngopi bareng sambil ngobrol dan update berita, entah pagi-pagi sebelum beraktifitas atau sore sebelum magrib. Persis seperti acara "Warung Bubuhannya" yang biasanya ada di TVRI Kal-Sel. :D

6. Teh hangat dan Teh Manis

Teman gue pernah pesan teh hangat waktu kita makan di warung lalapan yang pemiliknya orang Jawa. Maka pemilik warung menyajikan teh hangat sesuai pesanan, setelah mencicipi temen gue komplen ke pemilik warung, "Mas, Tehnya kok gak panas?" Si Mas pun menjawab, " Lah, kan tadi pesannya teh hangat?". Haha.. Percayalah, jika orang Banjar pesan teh hangat, yang harus elo lakukan adalah membuatkan teh dengan asap mengepul.
Begitu juga ketika Emak gue pergi ke Jawa, pas di warung dia pesan teh panas, ceritanya udah tau dia kalau mau teh panas ya sebut teh panas bukan teh hangat. Setelah sumringah melihat teh panas, lalu diminum.. Eh, komplen lagi "Mas, kok teh-nya gak pakai gula?" si Mas pun menjawab "Walah, kalau mau teh pakai gula itu pesannya teh manis atau teh manis panas" yaelah broo.. hahaha.

7. Senja Pamali Berada di Luar Rumah

Ini masih terapkan emak gue sampai sekarang, apalagi kalau senja kuning (senja yang cahayanya membuat langit jadi kuning).

8. Mie Bakuhup

Mie bakuhup adalah mie yang direndam dalam air panas lalu ditutup dalam wadah atau langsung dibungkus mie. Ini biasa dilakukan ketika sedang malas merebus mie di atas kompor, biar lebih praktis, tuang ajalah air panas di termos. Bahkan adik gue biasa merebus air sampai mendidih kemudian dituang ke bungkus mie dan nunggu lagi sampai mie ngembang. Padahal kan lebih cepet kalo mie langsung dimasukin ke panci? Yah, namanya juga terbiasa.. :p

9. Saus Tomat

Kebiasaan orang Banjar juga ada dalam hal makanan, kita biasa menambahkan saus tomat ke dalam Nasi goreng, Mie goreng, Bakso dan lain-lain. Saus tomat ini bukan yang kemasan terkenal yang warnanya oren itu, bukan. Tapi saus tomat yang biasanya buat saus jajanan anak SD yang merah itu loh. Nasi goreng tanpa saus tomat merah, berasa aku tanpa kamu. #eaa

10. Sepeda Motor/Motor

Orang biasanya menyebut kendaraan roda dua itu sepeda motor atau motor. Tapi di sini, apapun merek sepeda motornya, tetep aja namanya "Honda" hahhaha..

11. Supermi dan Rinso

Apapun merek mie itu, tetep namanya Supermi.
Apapun merek deterjen itu, tetep namanya Rinso.

12. Taksi

Kalau orang Banjar nyebut dia mau naik taksi, maka percayalah! Sesungguhnya dia akan naik angkot. Hahaha..
kalo Taksi beneran, kita biasanya nyebut Taksi Argo(?)

13. Bapukung

Bapukung adalah kebiasaan menidurkan bayi dengan cara bayi didudukan di dalam ayunan kain dan diikat lagi dengan kain di luarnya seperti ini..


Photo: catatansiemak.blogspot.com
Keliatannya agak ngeri ya, takut kalau bayi bisa cidera. Tapi sesungguhnya bayi akan lebih nyenyak dan cepat tidur loh kalo diginikeun.

14. Pang, Kah, ai.

Kayak yang udah gue bilang, orang Banjar sulit menghilangkan logatnya. Seperti kata tambahan di atas, pasti ada aja masuk dalam kalimat misalnya : Kaya gitu pang, Kaya Gitu Kah?, atau Kaya gitu ibu ai!

15. Nyaring dan cepat.

Kalau belum fasih, jangan coba-coba ngomong sama orang Banjar pakai bahasa banjar, karena umumnya kita ngomong cepat banget. Dan jangn dikira kita ngomong dengan suara keras itu lagi marah, karena itu emang udah kebiasaanya. hehehe

Itulah beberapa kebiasaan yang orang banjar banget, mungkin masih banyak lagi. Ini pun berdasarkan pengalaman dan pendapat gue peribadi ya..

Babay..







2 komentar:

  1. Pengalaman nih waktu pertama kali ke Banjar pagi2 nyari sarapan adanya nasi kuning doang dimana2.
    Tapi paling nyata logat 'kah' nya, nular ke gue yg asli Jawa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha.. Udah gitu nasi kuningnya porsi kuli pulak. :D

      Hapus