Follow my tweets on twitter!

Pages

Minggu, 05 April 2015

[FF] Cincin Batu



Cahaya matahari mulai jingga tua, ayat-ayat suci terdengar dari alat pengeras masjid, pertanda akan segera magrib. Aku dan Amang Uli menuju ke lanting untuk mengambil air wudhu. Sebelum berwudhu, kami duduk sebentar di tebing dekat lanting sembari menunggu adzan magrib berkumandang.

“Ikam lihat nah Rip!” Amang Uli menunjukan jarinya.

“Wah, cincin baru kah Mang?”

“Iya, ikam lihat batu cincin ini, bagus, kan?”

“Bagus, mang!”

“Cincin ini amang beli kemarin, harganya lima ratus ribu.”

“Mahal sekali  mang, memangnya itu batu langka, kah?”

“Bukan sih, ini batu cincin biasa saja, yang membuat mahal itu karena ada “isi”-nya.”

“Isi?” 

“Iya Rip, batu cincin ini sudah diisi dengan sesuatu agar bisa menjaga kita dari celaka.” Jelas Amang Uli bersungguh-sungguh.

“Oohhh…” Sahutku sambil manggut-manggut.

Aku tak begitu mengerti, juga tak ingin tahu apa yang dimaksud Amang Uli, lagipula kata Ustadz Zaini, percaya terhadap benda seperti itu bisa membuat kita menjadi musyrik.

“Kalau ikam mau, nanti kita ke tempat penjualnya mumpung masih harga penglaris katanya.”

“Ah, tidaklah mang, aku tak suka memakai cincin batu.”

“Bah, Payah ikam ni Syarip.”

“Hehehe…”

“Ya sudah, tapi nanti ikam tawarkan lah pada yang lain, siapa tahu mereka tertarik.”

“Inggih mang.”

Allahuakbar.. Allahuakbar…

Adzan magrib sudah berkumandang, langit mulai gelap. Kami bergegas turun ke pinggiran lanting untuk mengambil air wudhu.

Terlihat kelotok melintas di tengah sungai, gelombang yang ditimbulkan oleh kelotok membuat lanting bergoyang-goyang.

Byuurrr… Terdengar seperti seseorang tercebur.

Setelah ku tengok, aku sontak tertawa terbahak-bahak ketka melihat Amang Uli sudah basah kuyup karena tercebur ke sungai yang dalamnya sedada.

“Sialan ikam Rip! Bukannya berusaha menolong malah tertawa.”

“Amang minta tolong saja pada cincin batu amang yang menjaga dari celaka tu. Hahaha…”

Cincin batu, ada-ada saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar