Alasan pertama nonton film ini adalah karena yang maen
adalah ne sharanganeun seobang-nim , Yoo Ah In-imnidaaa... Jatuh cinta sama dia
pertama kali pas liat dia di Syunkyunwan Scandal, dia jadi berandalan gagah dan
kece di sana. Hadeuuhh.. dia emang
paling cocok maen di saeguk, bener-bener tipe ideal gue. Rasanya, setiap liat dia
jalan, senyum, marah, tidur, apapaun yang dia lakuin selalu bikin dopamin,
serotonin, oxytocin, endorfin, dan capsaicin gue meningkat. Hahaha… Stop it
Mel!
Back to the movie..
The Throne menceritakan tentang Putra Mahkota Sado, putra kedua dari Raja Yeongjo dari Dinasti
Joseon (1694 – 1776). Dikarenakan kematian kakandanya Pangeran Hyojang, sebagai
anak yang baru lahir, dia adalah ahli waris tahkta yang paling mungkin. Namun
Pangeran Sado tidak diberi kesempatan untuk memerintah. Diceritakan Sado
menderita penyakit mental; difitnah membunuh orang di istana dan menjadi
pemerkosa berantai. Dengan aturan istana Raja Yeongjo tidak bisa membunuh
anaknya dengan tangannya sendiri. Akibatnya, Yeongjo, dengan persetujuan dari
ibunda Sado, Nyonya Yi, mengumumkan dekrit kerajaan yang memerintahkan Sado
untuk masuk ke dalam sebuah lumbung beras yang terbuat dari kayu kokoh yang
kemudian dikunci pada hari terpanas di bulan Juli. (Copas from: wiki)
Sebelum nonton film ini gue gak tau kalo film-nya dari kisah
nyata, jadi selain ngiler liatin Yoo Ah in, gue anggap film ini gak cocok sama
gue, terlalu gloomy, and I can’t see the point (Mungkin efek terlalu fokus sama
wajahnya abang.. waks. *Dikeplak*
Nah, setelah tau, gue malah tertarik sama cerita tragic
pangeran sado ini, baca sana sini akhirnya nonton ulang. Dan pemirsah.. Pas
nonton kedua kalinya ini gue malah menghayati sampai meneteskan air matahh... :’(
#SumpahGakLebay #SeriusanIni #Loh
Selain karena akting abang yang emang t.o.p. b.g.t. Gue
sedih banget liat putra mahkota yang gak sempat bertahkta ini, ketika dia
selalu berusaha buat bikin ayahanda-nya senang, tapi bokapnya gak pernah respon
positif. Apa-apa salah terus.. And he's
a little hard to get a hold of, he won't return my calls, wore the same shirt
to every parties, and
it got a little weird. He went into a deep depression.
The fame was too much.
He turned to cocaine to escape the limelight, and eventually, a life of male
prostitution. I am just kidding!
Tentang pangeran ini punya penyakit mental sampai-sampai
membunuh dan memperkosa pelayan istana secara acak. Menurut gue dari awal dia
mampu mengendalikan dirinya dan kementalannya cuma dalam tahap stress berat,
tapi karena si raja yang kejam inilah, jauh-jauh di bawa konsultasi ke
psikiater, keadaan sekitarnya malah bikin dia tambah parah, until he’s become a
great rebel.
Ada rumor juga kalo sebenernya dia gak punya penyakit
mental, tapi dijebak oleh sebuah konspirasi lawan-lawan politiknya, gitu.
Hmmm…..
Pengen cerita semuanya sih, tapi takutnya jadi spoiler.
Nontonlah film-nya, bagi yang suka drama kerajaan wajib nonton!
Bagian favorit gue pas liat pangeran lagi memanah,
Duh..
Abang ini emang makin cakep kalo lagi pegang panah gitu. Pengen rasanya hidup
di jaman Joseon trus ketemu lelaki macam gini. Hihihi..
Oh ya, the ending is the best part too.. Entah itu Abang So
Ji Sub (Perannya sebagai anak pangeran sado pas udah gede) lagi menari atau apa, musiknya bikin sedih,
sekaligus gerakannya yang penuh makna dan kenangan.
P.S: This is just my shallow opinion about movie, don’t take
it to serious.